POLUSI UDARA JAKARTA

BMKG: Penurunan Intensitas Hujan Picu Polusi Udara di Jakarta

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 19 Juni 2024 | 11:54 WIB
Ilustrasi polusi udara di DKI Jakarta (SinPo.id/ Beritajakarta)
Ilustrasi polusi udara di DKI Jakarta (SinPo.id/ Beritajakarta)

SinPo.id - Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan, penyebab kualitas udara di DKI Jakarta buruk belakangan ini, disebabkan banyak faktor. Diantaranya, berkurangnya curah hujan.

"Dipengaruhi oleh faktor curah hujan yang semakin menurun intensitasnya untuk meluruhkan polutan di udara, sehingga menyebabkan memburuknya kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini," kata Ardhasena kepada wartawan, Rabu, 19 Juni 2024.

Tak hanya itu, penyebab lainnya yaitu lapisan inversi. BMKG mencatat data radiosonde pada pagi Selasa, 18 Juni, di Jakarta, terlihat adanya lapisan inversi sekitar ketinggian 1.500-2.000 m yang membuat polutan terperangkap.

"Sehingga dapat memberikan dampak terhadap terperangkapnya polutan di ketinggian tersebut dan tingginya konsentrasi partikulat di permukaan pada pagi hari," ujar Ardhasena.

Ardhasena melanjutkan, faktor lainnya, berdasarkan windrose pada 18 Juni 2024, angin di wilayah Kemayoran didominasi dari utara dengan kecepatan angin dari 0 sampai 16 knot, dan kecepatan angin calm sebesar 43,8 persen.
"Kecepatan angin yang rendah di Jakarta berimbas pada stagnasi kecepatan udara sehingga polutan di udara akan terakumulasi," kata dia.

Dari pantauan BMKG, kondisi udara Jakarta dalam beberapa hari terakhir berada pada kategori baik hingga tidak sehat. Selasa kemarin, kondisi udara Jakarta berada pada kategori tidak sehat dengan konsentrasi PM 2,5 per jam.

"Berdasarkan data pemantauan BMKG Kondisi kualitas udara Jakarta dalam beberapa hari terakhir berada pada kategori Baik hingga Tidak Sehat dengan konsentrasi berkisar antara 20-120 mg/m3. Pada hari Selasa, 18 Juni 2024, konsentrasi PM 2,5 per jam berada pada kategori tidak sehat," ujarnya.

Sebagai informasi, situs IQ Air menempatkan DKI Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia pada pagi Selasa kemarin. IQ Air menyatakan kualitas udara di Jakarta tidak sehat.

Data IQ Air ini berasal dari sejumlah kontributor, mulai KLHK, BMKG, US Department of State, hingga sejumlah perusahaan swasta.

IQ Air menyebut, indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 194 atau tidak sehat. Polutan utamanya adalah PM 2,5

"Konsentrasi PM 2,5 di Jakarta saat ini 23,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian tertulis dalam situs IQ Air, pada Selasa, 18 Juni 2024.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI