Penggilingan Padi Disebut Miliki Peran Penting untuk Jaga Stabilitas Harga Beras
SinPo.id - El Nino disebut telah menyebabkan peningkatan suhu dan kekeringan, serta berpotensi menurunkan produksi komoditas pertanian. Sehingga diperkirakan telah terjadi penurunan total luas panen padi sebesar 2,45 persen, dari 10,45 juta ha pada tahun 2022, menjadi 10,20 juta ha pada tahun 2023.
Menurutnya, hal tersebut akan berdampak langsung pada penurunan total produksi Gabah Kering Giling (GKG) dan produksi beras. Karena per September 2023 harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani tercatat mengalami kenaikan sebesar 11,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Bahkan harga Gabah Kering Giling (GKG) September 2023 pun tercatat naik sebesar 9,18 persen. Kenaikan tersebut tentu berdampak pada harga beras premium dan beras medium di tingkat penggilingan yang juga mengalami kenaikan masing-masing 9,75 persen dan 10,55 persen.
“Penggilingan padi punya peran strategis terutama untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dikutip Rabu 25 Oktober 2023.
Selain itu, ia mengungkapkan selama 50 tahun terakhir industri penggilingan padi masih menghadapi sejumlah tantangan seperti tingginya kehilangan hasil padi pada tahap pengeringan dan penggilingan, rendemen giling yang sulit ditingkatkan, dan kualitas beras yang dihasilkan tidak optimal karena banyak beras patah.
Oleh karena itu, kata Airlangga, pemerintah akan terus fokus pada revitalisasi dan restrukturisasi penggilingan padi, khususnya sarana dan prasarana produksi. Sehingga kualitas gabah dan beras yang dihasilkan dapat meningkat. Di samping itu, pemerintah juga akan memberikan dukungan program dan kebijakan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Saya berharap semua pihak untuk terus meningkatkan produktivitas, memaksimalkan peran dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, ketersediaan pangan," ungkapnya.
