Tahun Ini, Lebih dari 1.000 Orang di Bangladesh Meninggal Akibat Demam Berdarah

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 03 Oktober 2023 | 09:19 WIB
Sekitar 1.017 orang di Bangladesh dilaporkan meninggal karena demam berdarah dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, dan hampir 209 ribu orang telah terinfeksi. (SinPo.id/Alamy)
Sekitar 1.017 orang di Bangladesh dilaporkan meninggal karena demam berdarah dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, dan hampir 209 ribu orang telah terinfeksi. (SinPo.id/Alamy)

SinPo.id - Lebih dari 1.000 orang di Bangladesh dilaporkan meninggal dunia karena demam berdarah sejak awal 2023 hingga bulan ini, dan hampir 209 ribu orang telah terinfeksi. Jumlah tersebut hampir empat kali lebih banyak dibandingkan 2022 lalu. 

Dengan demikian, demam berdarah telah menjadi wabah penyakit terburuk di negara itu, yang ditularkan oleh nyamuk sejak epidemi pertama pada tahun 2000. Mereka yang meninggal karena penyakit tersebut di antaranya bayi, anak-anak, atau remaja berusia antara 15 hingha 20 tahun. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa demam berdarah dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk, seperti chikungunya, demam kuning, dan Zika, dapat menyebar lebih cepat akibat perubahan iklim. 

Bahkan tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus dapat mengobati demam berdarah, yang sudah umum terjadi di Asia Selatan selama musim hujan bulan Juni hingga September. Pasalnya, nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan penyakit ini tumbuh subur di air yang tergenang. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, rumah sakit di Bangladesh juga mulai menerima pasien yang menderita penyakit tersebut selama musim dingin. Termasuk mereka yang mengalami infeksi berulang, dan mempunyai risiko komplikasi yang lebih besar. 

Seorang dokter di Sekolah Tinggi dan Rumah Sakit Shaheed Suhrawardy Medical di Dhaka, Mohammad Rafiqul Islam, juga mengatakan sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakitnya menderita kasus demam berdarah untuk kedua atau ketiga kalinya. 

“Ketika seseorang terkena DBD untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya, tingkat keparahannya akan meningkat. Jumlah kematiannya juga lebih tinggi,” kata Rafiqul, dilansir dari Al Jazeera, Selasa 3 Oktober 2023. 

Menanggapi lonjakan kasus demam berdarah tersebut, pemerintah langsung meningkatkan kampanye anti-demam berdarah. Mulai dari meningkatkan kesadaran masyarakat, hingga upaya untuk membunuh jentik nyamuk setelah musim hujan. 

Namun ahli entomologi dan profesor zoologi di Universitas Jahangirnagar, Kabirul Bashar, mengatakan kurangnya tindakan pencegahan yang tepat telah membuat nyamuk pembawa demam berdarah itu menyebar ke seluruh Bangladesh, dan menginfeksi ribuan orang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI