Kamrussamad: Pelemahan Rupiah Berimbas Pada Kenaikan Bahan Impor hingga Inflasi
SinPo.id - Menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) atas rupiah yang sempat menyentuh posisi Rp 15 ribu per satu dolar pada 6 Juli lalu harus menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Gerindra, Kamrussamad, mengingatkan dampak negatif pelemahan rupiah, terutama untuk komoditas bahan baku yang berasal dari negara lain.
"Pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor. Sejauh ini imported inflation belum dirasakan karena produsennya memang masih menahan harga di tingkat konsumen,” ujar Kamrussamad, Jumat (8/7/2022).
Apabila nilai rupiah selalu tertekan, Kamrussamad mengkhawatirkan, biaya impor akan naik signifikan akibat selisih kurs dan berimbas terhadap daya beli masyarakat atau konsumen.
"Sementara banyak bahan baku industri kita yang berasal dari negara lain. Ini akan berdampak sistematis kepada kenaikan harga-harga,” kata Legislator dari Fraksi Gerindra itu.
Kamrussamad menambahkan, inflasi Indeks Harga Konsumen pada bulan Juli telah meningkat sebesar 4.35 persen dibanding tahun sebelumnya. Padahal Mei dan Juni lalu, nilai tukar rupiah masih di bawah Rp 15 ribu.
"Apabila tidak diantisipasi, persoalan ini akan mendorong kenaikan inflasi yang saat ini sudah tinggi,” pungkas Kamrussamad.

