Refresh Status "Manusia Gurun" Rektor ITK, Guru Besar ITS: Ini Bentuk Kemunduran, Tidak Terdidik!

Laporan: Wawan
Senin, 09 Mei 2022 | 08:06 WIB
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof Daniel M. Rosyid/Net
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof Daniel M. Rosyid/Net

SinPo.id - Status facebook yang dituliskan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Profesor Budi Santosa Purwokartiko sebagai bentuk kemunduran.

Begitu pendapat Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof Daniel M. Rosyid yang disampaikan dalam video yang diunggah di akun YouTube MimbarTube berjudul "Live! Prof Budi Santosa R4S1S Dikritik Habis Prof Suteki & Prof Daniel M Rosyid" pada Minggu (8/5).

Menurut Prof Daniel, bukan hanya kemunduran belaka, pandangan yang disampaikan oleh Prof Budi merupakan indikasi tidak terdidik dan tidak terpelajar.

"Jadi saya kira, pernyataan Rektor ITK tadi, kalau itu betul, itu patut disesalkan. Karena dia tidak mencerminkan kebijaksanaan yang kita tuntut yang ada dalam para pemimpin yang membina anak-anak muda menitih masa depan di sebuah kampus," tutur Prof Daniel.

Prof Budi seharusnya memastikan bahwa siapapun mahasiswa yang dibinanya, mendapatkan ruang ekspresi yang cukup, tanpa ditakut-takuti, dan tanpa diintimidasi, baik berupa ekspresi budaya ataupun pikiran.

Lanjut Prof Daniel cara pandang seperti itu adalah cara membangun bangsa yang cerdas.

"Apalagi sesuai amanah konstitusi, keberadaan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa," ujarnya.

Dalam pandangan Prof Daniel, salah satu instrumen penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa adalah perguruan tinggi.

Ia berharap, masyarakat Indonesia waspada terhadap gelombang proyek sekulerisasi besar-besaran yang selama ini dilakukan oleh persekolahan dan kampus-kampus.

"Kita harus mewaspadai kebangkitan sukuisme, kalau itu ada," pungkas Prof Daniel.

Diketahui, status yang dibuat Budi Santosa pada tanggal 27 April 2022 menjadi kontroversi. Sebab, Budi Santosa menyebut kalimat “tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun”. Status facebook yang dituliskan Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Profesor Budi Santosa Purwokartiko sebagai bentuk kemunduran.

Begitu pendapat Gurubesar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof Daniel M. Rosyid yang disampaikan dalam video yang diunggah di akun YouTube MimbarTube berjudul "Live! Prof Budi Santosa R4S1S Dikritik Habis Prof Suteki & Prof Daniel M Rosyid" pada Minggu (8/5).

Menurut Prof Daniel, bukan hanya kemunduran belaka, pandangan yang disampaikan oleh Prof Budi merupakan indikasi tidak terdidik dan tidak terpelajar.

"Jadi saya kira, pernyataan Rektor ITK tadi, kalau itu betul, itu patut disesalkan. Karena dia tidak mencerminkan kebijaksanaan yang kita tuntut yang ada dalam para pemimpin yang membina anak-anak muda menitih masa depan di sebuah kampus," tutur Prof Daniel.

Prof Budi seharusnya memastikan bahwa siapapun mahasiswa yang dibinanya, mendapatkan ruang ekspresi yang cukup, tanpa ditakut-takuti, dan tanpa diintimidasi, baik berupa ekspresi budaya ataupun pikiran.

Lanjut Prof Daniel cara pandang seperti itu adalah cara membangun bangsa yang cerdas.

"Apalagi sesuai amanah konstitusi, keberadaan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa," ujarnya.

Dalam pandangan Prof Daniel, salah satu instrumen penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa adalah perguruan tinggi.

Ia berharap, masyarakat Indonesia waspada terhadap gelombang proyek sekulerisasi besar-besaran yang selama ini dilakukan oleh persekolahan dan kampus-kampus.

"Kita harus mewaspadai kebangkitan sukuisme, kalau itu ada," pungkas Prof Daniel.

Diketahui, status yang dibuat Budi Santosa pada tanggal 27 April 2022 menjadi kontroversi. Sebab, Budi Santosa menyebut kalimat “tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun”.sinpo

Komentar: