Pil Pahit Indonesia Dihajar 0-4! Timnas Dinilai Memang Kalah Kelas Dari Thailand

Laporan: Ari Harahap
Kamis, 30 Desember 2021 | 16:14 WIB
 Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali/ ig @akmalmarhali20
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali/ ig @akmalmarhali20

SinPo.id - Timnas Indonesia harus menelan pil pahit dari Timnas Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020 yang digelar di National Stadium Kallang, Singapura, Rabu, (29/12).

Tim Gajah Perang (julukan Timnas Thailand) sukses memasukkan empat gol tanpa balas ke gawang skuad Garuda. Dua gol dicetak Chanatip Songkrasin di menit ke- 2 dan 52. Serta gol Suphacok Sarachat di menit 68 dan Bordin Phala di menit 83.

Hal tersebut dinilai wajar, karena Indonesia dianggap memang kalah kelas dengan Thailand. Baik itu dalam hal bermain, teknik hingga staminya.

Demikian disampaikan Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali dikutip SinPo.id dari Instagram pribadinya @akmalmarhali20, Kamis (30/12).

“Jujur, harus diakui Indonesia kalah kelas dari Thailand. Mulai dari kematangan bermain, teknik, stamina, sampai mental semua milik Thailand," ujar Akmal.

Akmal mengungkapkan statistik bisa dijadikan rujukan. Menurutnya, penguasaan bola Thailand unggul 67% berbanding 33%. Peluang, Thailand punya 19 dengan 9 on target. Indonesia hanya 4 dengan 1 on target. Operan 536 untuk Thailand, Indonesia hanya 266. Akurasi operan Thailand 85% dan Indonesia 72%.

"Indonesia hanya unggul jumlah pelanggaran 22 kali berbanding 14,” ungkapnya.

Kendati demikian, Akmal mengingatkan kekalahan atas Thailand tersebut tak perlu dibuat sedih. Sebab, dilihat dari segi peringkat pun Indonesia memang berada dibawah Thailand satu level.

“Jadi, kekalahan dari Thailand bukan aib yang harus diratapi, tidak perlu  juga menghujat dan memaki pemain. Karena memang secara peringkat saat ini kita satu level di bawah Thailand," katanya.

Dia menjelaskan dari sisi usia, Thailand sudah sangat matang dengan rata-rata 27,10 tahun, usia tersebut juga tergolong usia emas bagi pesepakbola. Sedangkan rata-rata usia Timnas Indonesia itu 23,8 tahun.

"Artinya, Asnawi dkk butuh waktu 4 tahun untuk bisa matang seperti Thailand,” jelasnya.

Akmal juga menuturkan bahwa dalam membentuk tim tangguh tidak dapat dilakukan secara instan. “Harus diambil banyak pelajaran, bahwa untuk membentuk tim yang tangguh tidak bisa instan, tapi harus melalui proses yang terstuktur, sistemik, dan benar,” tuturnya.

Diketahui, timnas di bawah arahan Shin Tae Yong sedang membangun pondasi baru yang kokoh untuk 3-4 tahun kedepan. Karena itu, Akmal meminta agar pecinta Timnas Indonesia membuka mata dan tidak fanatik terhadap negara tetangga yang sepakbolanya sudah semakin maju. Sebab pengelolaan sepakbolanya dibangun dengan pembinaan yang benar dan kompetisi yang sehat.

Menurut Akmal, kesempatan juara di Piala AFF 2020 ini cukup sulit. Namun untuk memperbaiki penampilan di leg kedua tetaplah terbuka.

“Sejatinya, lolos ke final merupakan prestasi bagi timnas. Maklum, dari awal Indonesia memang bukan unggulan. Karena itu, pertandingan di leg kedua harus dijadikan medium untuk memperbaiki kesalahan,” tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI