Menperin: Kinerja Manufaktur Naik 5,58 Persen, Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 06 November 2025 | 18:11 WIB
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita (SinPo.id/ Dok. Kemenperin)
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita (SinPo.id/ Dok. Kemenperin)

SinPo.id - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, manufaktur atau sektor Industri Pengolahan Non Migas (IPNM) kembali menunjukkan kinerja positif dan tetap menjadi motor utama penggerak perekonomian nasional. Di triwulan III tahun 2025, manufaktur tumbuh sebesar 5,58 persen (year on year), kembali lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,04 persen (yoy).

"Pertumbuhan sektor manufaktur pada triwulan III tahun 2025 kembali lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal II 2025 sebelumnya, pertumbuhan manufaktur 5,60 persen (yoy) dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen (yoy). Hal ini mencerminkan daya saing manufaktur nasional yang semakin kuat, baik di pasar domestik maupun ekspor," ujar Agus di Jakarta, Kamis, 6 November 2025. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 17,39 persen pada triwulan III tahun 2025, menjadikannya penyumbang terbesar terhadap PDB nasional dibandingkan sektor lainnya. 

Kontribusi ini juga meningkat sebesar 0,47 persen dibanding kuartal sebelumnya sebesar  16,92 persen.

"Kontribusi manufaktur terhadap PDB nasional naik sebesar 0,47 persen dari 16,92 persen menjadi 17,39 persen pada kuartal III 2025. Sedangkan, kontribusi  manufaktur terhadap sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi sebesar 1,13 persen (yoy). Artinya, sektor ini tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional yang memberikan nilai tambah besar, menyerap tenaga kerja, dan memperkuat struktur ekonomi nasional," imbuhnya.

Adapun pertumbuhan manufaktur pada triwulan III-2025 ditopang oleh meningkatnya permintaan baik dari pasar domestik maupun luar negeri. Sejumlah subsektor industri bahkan menunjukkan pertumbuhan signifikan.

Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen, terutama didorong oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya. Sementara itu, industri logam dasar mencatat lonjakan pertumbuhan hingga 18,62 persen, sejalan dengan meningkatnya permintaan ekspor untuk produk logam dasar, khususnya besi dan baja.

Selanjutnya, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh sebesar 11,65 persen, didorong oleh kenaikan produksi bahan kimia dan barang kimia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.

Begitu juga dengan subsektor industri mesin dan perlengkapan serta subsektor industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin, serta peralatan juga mengalami pertumbuhan berturut-turut sebesar 11,74 persen dan 16,30 persen.

"Pertumbuhan yang solid di berbagai subsektor ini menunjukkan bahwa strategi pemerintah dalam mendorong industrialisasi sumber daya alam, perlindungan pasar domestik dari gempuran banjir produk impor, penguatan teknologi produksi, pengembangan tenaga kerja industri dan memperkuat ekosistem rantai pasok nasional telah berjalan efektif. Ke depan, kami akan terus memperkuat kebijakan yang berbasis peningkatan produktivitas dan daya saing industri," paparnya.

Agus memastikan komitmen Kemenperin untuk terus menjaga momentum positif ini melalui berbagai program, termasuk Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), pengembangan industri halal, transformasi industri hijau serta dukungan pada investasi berorientasi ekspor dan inovasi teknologi hijau.

"Berkat arahan dan keberpihakan Bapak Presiden Prabowo pada industri dalam negeri, kerjasama antar Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah, serta  kolaborasi semua pihak dalam ekosistem industri maka pencapaian industri ini dapat diraih. Dengan sinergi antara kebijakan pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, kami optimistis sektor industri pengolahan akan terus tumbuh lebih kuat pada tahun ini dan menjadi fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI