Ketua DPR Sebut Penurunan Biaya Haji Bukti Pengelolaan dengan Prinsip Keadilan
SinPo.id - Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan keberhasilan menurunkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada tahun 2026 menjadi bukti bahwa pengelolaan setiap rupiah dana haji dilakukan dengan prinsip keadilan.
DPR RI melalui alat kelengkapan dewan bersama Menteri Haji dan Umrah RI telah menyepakati BPIH Tahun 1447 Hijriah/2026 Masehi sebesar Rp87,4juta dan besaran Bipih atau biaya yang dibayarkan oleh jemaah juga turun menjadi Rp54,1 juta.
"Agar tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Puan dalam pidato pembukaan masa persidangan pada Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 4 November 2025.
DPR RI dan pemerintah resmi menetapkan BPIH tahun 2026 sebesar Rp87.409.366 per anggota jemaah. BPIH tahun 2026 itu turun Rp2 juta dibandingkan 2025 sebesar Rp89,41 juta per anggota jemaah.
Sementara ongkos yang dibayar langsung oleh jemaah atau Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) juga turun Rp1,23 juta, dari Rp55,43 juta pada tahun 2025 menjadi Rp54,19 juta pada 2026. Kemudian, sisanya senilai Rp33.215.000 ditanggung dari nilai manfaat dana haji yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Legislator dari Fraksi PDIP itu menyatakan DPR RI memiliki komitmen untuk terus mengawal pelaksanaan ibadah haji agar berjalan transparan, efisien, dan berkeadilan bagi seluruh calon jemaah.
"Penetapan BPIH Tahun 2026 ini diharapkan menjadi wujud keseimbangan antara peningkatan kualitas layanan dan kemampuan finansial jemaah haji Indonesia," ujarnya.
Puan menjelaskan dalam menjalankan fungsi pengawasan pada Masa Sidang II Tahun 2025-2026, DPR RI melalui alat kelengkapan dewan akan melakukan pembahasan melalui rapat kerja bersama pemerintah terhadap permasalahan yang menarik perhatian dan berdampak pada kehidupan rakyat.
"DPR RI dalam menjalankan fungsi check and balances terhadap pelaksanaan kebijakan, program, dan pengelolaan anggaran, pemerintah harus memiliki komitmen untuk menjalankan setiap rekomendasi yang dihasilkan dari rapat kerja DPR RI," katanya.
