Legislator PAN Serukan Penguatan Peran dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas
SinPo.id - Anggota DPR RI Komisi I Okta Kumala Dewi meneguhkan komitmennya untuk terus memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas. Dia bahkan mendorong penguatan peran dan pemberdayaan penyandang disabilitas.
Demikian disampaikan Okta saat melakukan kunjungan ke lembaga pendidikan bagi penyandang tunanetra, Yayasan Raudlatul Makfufin. Kunjungan itu disambut hangat oleh para santri dan guru-guru tunanetra di yayasan tersebut.
"Saya ingin mendorong mitra-mitra kementerian dan lembaga yang menjadi mitra Komisi I DPR RI khususnya untuk memberdayakan penyandang disabilitas. Mereka memiliki potensi luar biasa yang patut diberi ruang dan kesempatan," kata Okta dalam keterangannya, Jakarta, Senin, 13 Oktober 2025.
Legislator dari Fraksi PAN itu mencontohkan potensi dari penyandang disabilitas yang bernaung di Yayasan Raudlatul Makfufin. Salah satu contohnya adalah peluang pemberdayaan penyandang disabilitas di sektor pertahanan dan keamanan seperti TNI.
Menurutnya, di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat sudah ada kebijakan inklusif yang memungkinkan warga disabilitas berperan di bidang pertahanan dan keamanan sesuai kemampuan dan perannya masing-masing.
Okta berharap kunjungan ini menjadi awal dari kolaborasi nyata dalam memperkuat inklusivitas di berbagai bidang.
"Para santri tunanetra di Yayasan Raudlatul Makfufin membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi. Mereka bukan hanya belajar untuk diri sendiri, tapi juga menginspirasi banyak orang," kata Okta.
Yayasan Raudlatul Makfufin menampung sekitar 26 santri tunanetra, dengan beberapa tenaga pengajar yang juga memiliki keterbatasan penglihatan. Selama ini, yayasan tersebut berkembang berkat swadaya dan dukungan masyarakat, menjadi ruang belajar dan dakwah yang penuh makna.
Dalam kunjungan itu, Wakil Rakyat dari Dapil Banten III ini berdialog langsung dengan para santri tunanetra dan guru-guru yang sebagian juga merupakan penyandang disabilitas. Yayasan tersebut berkembang secara swadaya dengan semangat kemandirian serta keikhlasan yang tinggi.
Okta pun terinspirasi oleh semangat para santri dan tenaga pengajar di yayasan tersebut yang terus belajar dan mengabdi di tengah keterbatasan.
"Melihat semangat mereka menuntut ilmu dan mengajar membuat saya semakin bersyukur dan yakin bahwa disabilitas bukanlah penghalang untuk berkontribusi. Mereka memiliki potensi luar biasa yang perlu difasilitasi," kata dia.
