Pemerintah Minta PMI Waspadai Calo, Migrasi Harus Aman dan Terencana

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 31 Juli 2025 | 11:13 WIB
Menteri Karding mengunjungi pusat pelatihan Nusa Daya Academy di Bandar Lampung (SinPo.id/ Dok.KP2MI)
Menteri Karding mengunjungi pusat pelatihan Nusa Daya Academy di Bandar Lampung (SinPo.id/ Dok.KP2MI)

SinPo.id - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, menegaskan pentingnya pemahaman calon pekerja migran Indonesia (CPMI) terhadap proses migrasi antar negara yang aman dan prosedural. Sebab, rendahnya literasi masyarakat soal migrasi, menjadi celah praktik percaloan yang kerap menjebak calon pekerja migran. 

"Problem pertama soal pengetahuan tentang migrasi itu sendiri di masyarakat masih sangat terbatas, sehingga mereka banyak menggunakan calo," kata Karding usai mengunjungi pusat pelatihan Nusa Daya Academy di Bandar Lampung, Selasa, 30 Juli 2025.

Karding mengingatkan bahaya calo sangat nyata, terutama karena korban biasanya diberangkatkan tanpa dokumen dan keterampilan yang memadai.

"Kontrak mereka lemah, bahkan ada yang tidak dikontrak. Akhirnya, mereka bisa seperti diperjualbelikan. Jangan sampai berangkat secara ilegal," tegasnya.

Terkait upaya penindakan, Karding mengungkapkan, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) telah membentuk Tim Reaksi Cepat yang bertugas menangani pencegahan penempatan ilegal dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

"Masalah perlindungan ini tidak boleh hanya kementerian sendiri. Harus melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat," ujarnya. 

Dalam upaya pencegahan dari desa,  Karding menjelaskan KP2MI tengah mendorong pembentukan Desa Migrasi Emas. Desa ini dirancang sebagai basis informasi, pengawasan, dan perlindungan bagi warga yang ingin bekerja ke luar negeri.

"Karena rekrutmennya banyak dari desa, maka kami bentuk sistem dan tim di sana untuk melindungi masyarakat," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI